“Apabila tidak berani mengambil reskio dan takut
gagal, maka bisa dipastikan dia bukan seorang entrepreneurs sejati,” begitulah yang dikatakan oleh Menteri
Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan.
Sebenarnya apa sih yang dimaksud
dengan entrepreneur itu sendiri?
Ya! Entrepreneur kerap dikenal dengan berwirausaha sendiri dan hanya
orang-orang tertentu saja yang “mau” menjalaninya yaitu orang-orang dengan jiwa
usaha tinggi dan tidak takut dengan kata GAGAL. Pengertian dari entrepreneur itu sendiri yaitu mengarah
kepada sebuah tindakan yang memiliki sifat keberanian, kreatif, inovatif, tahan
dengan tantangan hidup, serta sanggup dalam menangkap dan mewujudkan sebuah
peluang. Setiap orang mampu memiliki jiwa entrepreneur
karena jiwa entrepreneur merupakan
didikan bukan bakat, dapat dipelajari dan dapat dilatih. Hal yang paling
penting bagi seorang entrepreneur
adalah keberaniannya dalam bertindak dan menatap masa depan, serta memiliki
pola pikir/mindset layaknya cara
pikir orang-orang “besar” di dunia.
![]() |
Ilustrasi Pertumbuhan Perekonomian |
Jika berbicara mengenai entrepreneur, maka kerap dikaitkan
dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). UMKM merupakan sebuah peluang
usaha yang dibangun sendiri/perorangan dan bukan merupakan cabang usaha dari
usaha induk. UMKM ini sendiri merupakan salah satu penggerak perekonomian
masyarakat Indonesia dan membantu integritas negara dalam hal pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi. Sejak tahun 2010, jumlah wirausaha
hanya sekitar 0,18%, dan pada tahun 2011 naik lagi ke angka 0,24% serta
pada awal tahun 2012, jumlahnya makin signifikan karena sudah mencapai angka
1,56%. Kenaikan ini terjadi karena pemerintah mendorong terus pertumbuhan entrepreneurs di Indonesia. Ini
menandakan pertumbuhan wirausaha di Indonesia menunjukkan peningkatan dan
pemerintah akan dan terus mendukung pertumbuhan tersebut.
Banyak faktor pendukung bagi
seseorang yang membuka UMKM untuk menjalankan usahanya, salah satunya adalah peranan
teknologi informasi dengan fungsi utamanya yaitu untuk menarik pelanggan dan
melakukan promosi baik secara gratis (media sosial contohnya) maupun iklan
berbayar. Media sosial merupakan peluang yang paling diminati oleh pemilik UMKM
dalam memasarkan produknya.
Dewasa ini banyak bermunculan
situs-situs jual beli online yang marak terjadi di Indonesia seperti
tokobagus.com, blibli.com, bukalapak.com dan sebagainya. Dengan munculnya
situs-situs tersebut, para pemilik UMKM dapat memanfaatkannya dan menjadi ajang
untuk menjual produknya melalui situs tersebut karena bagi mereka (penjual)
tidak memerlukan biaya tambahan dalam memasarkan produknya melalui situ jual
beli online tersebut yaitu hanya bermodalkan kuota internet saja. Media sosial
lainnya seperti Facebook, Instagram, Twitter, Blackberry Messenger juga dapat
dimanfaatkan sebagai wadah untuk melakukan promosi produk dari UMKM itu
sendiri. Sesuai dengan survey Januari 2015, jumlah pengguna media sosial di
Indonesia mencapai 28% dari total keseluruhan penduduk Indonesia. Hal ini dapat
dijadikan ajang untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya melalui promosi gratis
di media sosial. Selain itu, para pebisnis UMKM juga dapat menyesuaikan media
sosial yang digunakannya dengan target pasar yang dia tuju, sehingga pemasaran
produk ataupun jasa yang dijual menjadi lebih efektif dan efisien. Selain
ditinjau dari segi jumlah pengguna dan biaya yang dikeluarkan, media sosial
juga dianggap adaptif/dinamis. Hal ini dapat dilihat apabila seseorang
melakukan “update” di media sosial,
maka BOOM! Informasi yang dia posting
di media sosial akan meluncur dengan cepat dan diketahui oleh banyak pengguna
media sosial lainnya sehingga penyampaian informasi dan promosi produk dapat
tersampaikan dengan cepat.
Dengan adanya teknologi informasi,
khususnya media sosial, seperti yang dijelaskan di atas, para pebisnis UMKM
dimudahkan untuk melakukan pengenalan/promosi produk/jasa yang mereka punya
sehingga pertumbuhan UMKM mereka dapat dilakukan dengan cepat dan dapat menjadi
penggerak perekonomian masyarakat di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar